Burung berkicau ria seirama mentari pagi yang menyorot ke arah kamarku. Aku tergolek lesu rasanya aku tidak ingin berpisah dengan ranjang,karena mentari pagi yang semakin naik memaksaku untuk pergi ke kamar mandi aku segera bersiap untuk berangkat sekolah aku segera meminum segelas susu coklat panas dan roti panggang ala mamahku. tetapi dalam hati tak ada sama sekali rasa semangat yang m,uncul untuk pergi sekolah rasanya rasanya tak lagi sama tak ada lagi penyemangat pagiku
Sebut saja dia malam dan aku rembulan. Malam kesepian tetapi rembulan menemaninya malam kedinginan tetapi rembulan mengahangatkannya.
Siang itu rembulan berkenalan dengan malam,rembulan sangat hangat tetapi malam begitu dingin. Rembulan mencoba untuk tetap menjadi hangat.
"Malam hai malam"
sapa ku dengan hangat
"Rembulan?"
tanya dinginnya
"Iya aku Rembulan,salam kenal ya"
aku melengkungkan bibirku dengan hangat
"iya salam kenal"
dengan senyum dinginnya
Hari terus berganti dengan hari Minggu berganti dengan minggu Bulan berganti bulan rasanya waktu berputar begitu cepat, rasanya sudah lama rembulan menjalin HubunganTanpaStatus dengan Malam tetapi dengan kenyataan yang sama rembulan selalu tidak bisa mendapatkan hati si malam. Malam begitu dingin sampai-sampai ia tak pernah merasakan hangatnya sang rembulan.
Waktu terus berganti dengan cepat rembulan harus menerima kenyataan pahit rembulan harus menerima penyiksaan batin yang beitu keras rembulan harus menerima bahwa malam memang hanya mempermainkan perasaanya. Rembulan pun membanjiri pipinya yang cabi,dengan perasaan yang kacau rembulan menyeka air matanya denga tangan ia berfikir bahwa aku harus bangkit aku tidak bisa terus-terusan seperti ini ayoo bangkit dan move on itu kata-kata terakhir rembulan untuk bangkit dari malam. Walaupun move on itu tidak sebentar.
ya memang masa lalu itu tak lagi sama seperti masa kini tetapi aku begitu rindu kepada malam yang begitu dingin dan aku ingin selalu tetap menghangatkannya.
Dari masa lalumu REMBULAN:)
0 komentar:
Posting Komentar